Friday, 10 July 2009

HATI SEORANG AYAH

HATI SEORANG AYAH


Suatu ketika, ada seorang anak perempuan yang
bertanya kepada ayahnya, Tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang
mengusap wajahnya Yang mulai berkerut dengan badannya yang
terbongkok-bongkok, Disertai suara batuk-batuknya.

Anak perempuan itu bertanya pada ayahnya
"Ayah, mengapa wajah ayah kian berkerut dengan
badan ayah yang kian hari kian memmbongkok ?" Demikian pertanyaannya,
ketika ayahnya sedang beristirahat di beranda.

Si ayah menjawab : "Sebab aku lelaki."

Anak perempuan itu berkata sendirian : "Aku tidak
mengerti".
Dengan kerut kening karena jawaban ayahnya
membuatnya termenung rasa kebingungan.

Ayah hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anaknya
itu, terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian si ayah
mengatakan "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang lelaki."
Demikian bisik Si ayah, yang membuat anaknya itu
bertambah kebingungan.

Karena perasaan ingin tahu, kemudian si anak itu
mendapatkan ibunya lalu bertanya kepada ibunya.
"Ibu, mengapa wajah Ayah jadi berkerut dan
badannya kian hari kian membongkok? Dan sepertinya ayah menjadi demikian
tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"

Ibunya menjawab:
"Anakku, jika seorang lelaki yang benar-benar
bertanggungjawab terhadap keluarga itu memang akan demikian."

Hanya itu jawaban si ibu. Si anak itupun kemudian
membesar dan menjadi dewasa, tetapi dia tetap juga masih mencari-cari
jawaban, mengapa wajah
ayahnya yang tampan menjadi berkerut dan
badannya menjadi membongkok?

Hingga pada suatu malam, dia bermimpi. Di dalam
impian itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas
sekali. Dan kata-kata yang
terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian
kalimat sebagai jawaban rasa kebingungannya selama ini.

"Saat Ku-ciptakan lelaki, aku membuatnya sebagai
pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia
senantiasa akan berusaha
untuk menahan setiap ujungnya, agar keluarganya
merasa aman, teduh dan terlindung."

"Ku ciptakan bahunya yang kuat dan berotot untuk
membanting-tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus
cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya. "

"Ku berikan kemauan padanya agar selalu berusaha
mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang
halal dan bersih, agar
keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia
mendapat cercaan dari anak-anaknya" .

"Ku berikan keperkasaan dan mental baja yang akan
membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya
tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya
berbasah kuyup kedinginan dan kesejukan karena tersiram hujan dan dihembus
angin, dia relakan tenaga perkasanya dicurahkan demi keluarganya, dan yang
selalu dia
ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan
hasil dari jerih-payahnya. "

"Kuberikan kesabaran, ketekunan serta kesungguhan
yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing
keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan
hidupnya keletihan dan kesakitan kerapkali menyerangnya" .

"Ku berikan perasaan ulet dan gigih untuk berusaha
berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam suasana dan
situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai
perasaannya, melukai hatinya.Padahal perasaannya itu pula yang telah
memberikan perlindungan rasa aman pada saat di mana anak-anaknya tertidur
lelap.
Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia
sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan
saling
mengasihi sesama saudara."

"Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya
untuk memberikan pengertian dan kesadaran terhadap anak-anaknya tentang
saat ini dan saat mendatang,
walaupun seringkali ditentang bahkan diombang-ambingkan oleh anak-
anaknya."

"Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya
untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa isteri yang baik adalah
isteri yang setia terhadap
suaminya, isteri yang baik adalah isteri yang senantiasa menemani, dan
bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka,walaupun
seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada isteri, agar tetap berdiri, bertahan, sepadan dan saling
melengkapi serta saling menyayangi."

"Ku berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti,
bahwa lelaki itu senantiasa berusaha sekuat daya fikirnya untuk mencari
dan menemukan cara agar keluarganya dapat hidup didalam keluarga bahagia
dan
badannya yang terbongkok agar dapat membuktikan,
bahwa sebagai lelaki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya,
senantiasa berusaha
mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya,
kekuatannya, kesungguhannya demi kelanjutan hidup keluarganya. "

"Ku berikan kepada lelaki tanggungjawab penuh sebagai pemimpin keluarga,
sebagai tiang penyangga (pendukung), agar dapat dipergunakan dengan
sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan yang
dimiliki oleh lelaki, walaupun sebenarnya tanggungjawab ini adalah amanah
di dunia dan akhirat."

Terkejut si anak dari tidurnya dan segera dia
berlari, berlutut dan berdo'a hingga menjelang subuh. Setelah itu dia
hampiri kamar ayahnya yang sedang
berdo'a, ketika ayahnya berdiri si anak itu menggenggam dan mencium telapak
tangan ayahnya.

"Aku mendengar dan merasakan bebanmu, ayah."

PESAN :
Bila ayah anda masih hidup jangan sia-siakan kesempatan untuk membuat
hatinya gembira. Bila ayah anda telah tiada, jangan putuskan tali
silaturrahim yang telah dirintisnya dan do'akanlah agar Allah selalu
menjaganya dengan sebaik-baiknya. Amin

No comments:

Post a Comment