Sunday 28 September 2014

My love son

"Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah?” 
"Tidak tahu ABI, memangnya kenapa?” 
"Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu” 
"Ooh… berarti kita orang yg sabar ya BI?” 
"Nah, akhirnya kau mengerti” 
"Mengerti apa? aku tidak mengerti” 
"Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangat indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku” 
"Tapi ABI, tidak mudah untuk bersabar” 
"ABI tau, oleh karena itu ada ABI yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat. Begitu pula hidup, ada ABI dan UMMI yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi …ingatlah sayang… ABI dan UMMI tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri …maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri …seorang muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya …maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang …maka kau tau akhirnya kan?” 
"Ya ABI, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini …sekarang aku mengerti …terima kasih ABI, aku akan tegar saat yang lain terlempar” 

ABI hanya tersenyum sambil menatap wajahku penuh rasa sayangannya....

No comments:

Post a Comment